Have an account?

Kamis, 30 September 2010

Wednesday


More widgets at Widgia.com Read More.. Share

Minggu, 26 September 2010

coba2 render

hehehe....ini lah hasil render ku semalam suntuk dengan menggunakan vray for sketchup....memang belom terlihat realistik,...udah cubo segala setting namun belum dapat hasil yg real,........mohon bantuanya para master v-ray 
Read More.. Share

Rabu, 22 September 2010

Tokoh-tokoh Arsitektur Islam

Satu di antara bangunan suci yang bersifat artistik dan bersejarah adalah Masjidil Haram. Masjid yang terletak di tengah-tengah kota Mekah dan dikelilingi beberapa bukit ini merupakan pembentukan kembali dan ikhtisar dari keselarasan, ketertiban, kedamaian alam semesta yang telah ditetapkan Allah SWT sebagai rumah peribadatan abadi kaum Muslim.Konon, pada masa Rasulullah saw hingga Khalifah Abu Bakar, Masjidil Haram belum memiliki dinding di sekelilingnya. Besarnya pun belum sebesar sekarang ini, dan belum diberi penerangan lampu-lampu dari bahan bakar minyak zaitun di sekitar Baitullah (Ka'bah). Keadaan ini sudah sejak Nabi Ibrahim As, sampai suatu ketika Umar bin Khathab yang menjabat sebagai khalifah kedua membeli rumah-rumah yang ada dan berserakan di sekeliling Ka'bah. Oleh Umar rumah-rumah yang telah dibelinya itu, diruntuhkan untuk memperluas Masjidil Haram tersebut. Dan dibuatnya dinding pada sekeliling masjid, dengan ketinggian lebih rendah dari manusia. Di atas dinding-dinding masjid itu, diletakan lampu-lampu oleh Atabah bin Azrak untuk menerangi Masjidil Haram tersebut.



Pelebaran dan perluasan Masjidil Haram inipun dilanjutkan pula oleh Utsman bin Affan, karena semakin bertambah banyak dari tahun ke tahun orang yang melakukan shalat di masjid itu. Oleh Utsman bin Affan, Masjidil Haram itu dibuatkan kamar-kamar bilik (ruang), yang dinamakan ruak, pada sekeliling masjid, untuk digunakan sebagai asrama.



Perluasan Masjidil Haram oleh Utsman bin Affan terjadi pada tahun 26 Hijriah, dan diteruskan oleh Abdullah bin Zubair cucu dari Abu Bakar pada tahun 75 Hijriah. Kemudian oleh Abdul Malik bin Marwan ditambah ketinggian masjid tersebut dengan perhiasan emas 50 karat pada tiap-tiap tiangnya.



Oleh Al-Walid, Masjidil Haram diperindah dengan ukiran yang terjalin antara kalimah dengan motif bunga. Pada beberapa tempat diberi dinding dari batu marmer dan batu pualam yang dipahat dengan seni yang tinggi. Maka Masjidil Haram pun menjadi tempat peribadatan yang ideal laksana gambaran nuansa Surgawi, karena dalam arsitektur Islam tak terdapat ketegangan. Bahkan, bangunan suci Islam selalu meletakan ketenangan dan kemuliaan sesuai dengan sifat batin alamiahnya ketimbang sesuatu yang bertentangan dengan sifat material yang ada.


Arsitektur Islami



Arsitektur Islam memanfaatkan sepenuhnya cahaya dan bayangan, kehangatan dan kesejukannya, angin dan sirkulasinya, air dan efek penyejukannya, tanah dan ciri-ciri isolatifnya serta sifat-sifat protektifnya terhadap cuaca. Jauh dari adanya percobaan untuk melawan dan menantang alam dan irama-iramanya, arsitertur Islam selalu selaras dengan lingkungan. Arsitektur Islam senantiasa melakukan perubahan sedikit mungkin untuk menciptakan lingkungan yang manusiawi, menjauhi pengingkaran titanis dan karya-karya artistiknya.



Kota Islami berkembang secara perlahan dari bumi, mempergunakan semaksimal mungkin sumber-sumber alam itu sendiri. Dan apabila ditinggalkan biasanya secara perlahan akan kembali lagi ke perut bumi. Arsitektur Islam ini bukan hanya menyatukan diri dalam paduan harmoni dan keutuhannya. Selain itu keselarasan ekologis dalam arsitektur Islam tradisional bukanlah kebijaksanaan ekologis yang asal-asalan, dan juga tidak berdasarkan pertimbangan ekonomis dalam pengertian modern, melainkan merupakan konsekuensi dan alam spiritualitas Islam.



Pada kenyataannya, harus ditekankan bahwa arsitektur suci Islam adalah sebuah kristalisasi dari spiritualitas Islam dan kunci untuk memahami spiritualitas ini. ruang yang terdapat di Masjidil Haram dan masjid-masjid lainnya dalam wilayah kota Islami telah diciptakan untuk memberikan perlindungan dan tempat manusia dapat menikmati, melalui ke-agungan spiritualitas itu juga. Kedamaian serta keselarasan alam yang suci sebagai refleksi surga. Yaitu, surga yang terkandung dalam lubuk dan pusat keberadaan manusia yang menggemakan kehadiran Tuhan. Ini karena hati orang yang beriman adalah singgasana yang Maha Penyayang.



Dan semua ciri serta filosofi arsitektur Islam mewujud lewat kehadiran Masjidil Haram yang dibangun secara terus menerus oleh tokoh-tokoh umat Islam dari seluruh Dunia.



Tokoh Pembangun



Bila dirunut, beberapa tokoh yang terlibat dalam pembangunan Masjidil Haram adalah :



Ziad bin Abdullah Al'Harasith, pada 137 Hijriah, dan dia pula-lah yang mendirikan menara Bani Sahm.



Abu Ja'far Al'Mansyur, pada 140 Hijriah. Dialah yang menutup kembali dengan batu marmer saat Hajar Aswad agak sedikit keluar dari tempatnya semula, yang diselesaikan dengan hanya dalam satu malam saja.



Al'Mahdi, pada 161-167 Hijriah. Dia-lah yang menjadikan posisi Ka'bah terletak di tengah-tengah Masjidil Haram, dan membuat masjid tersebut dalam bentuk kebudayaan Islam yang sangat indah.



Harun Al'Rasyid Khalifah Mu'tadhid Al'Abbasi. Dia-lah yang memasukkan gedung bersejarah (Darun Nadwah) ke dalam Masjidil Haram.


Khalifah Al'Muktadir Billah yang memperluas bagian sebelah barat Masjidil Haram, dan pintu Ibrahim pada 376 Hijriah.


An'Nasir Hasan bin Nasir Muhammad bin Khalawun pada 760 Hijriah, dialah yang membuat tempat air minum.


Ali bin Umar, melakukan perbaikan pintu besar yang bernama : As-Salam, dan ia pulalah yang mewakafkan kitab-kitab untuk perpustakaan Masjidil Haram, pada 781 Hijriah.


Amir Zainal Abidin Al'Utsmani, mengadakan pembuatan pintu masjid dan perhiasannya, pancuran air dan perbaikan atap Ka'bah. Pada tanggal 28 Syawal 802 Hijriah (malam Sabtu) Masjidil Haram terbakar api (terjadi kebakaran), api berasal dari Rubat Nazir Al'Khas, letaknya dekat pintu Azurah di sebelah barat Masjidil Haram. Api membakar seluruh bagian barat masjid, kemudian pada 803 Hijriah diperbaiki oleh Amir Bessak Az-zahiri sampai 804 Hijriah.


Salim Khan, pada 979 Hijriah memperbaharui loteng dan kubah-kubah yang bundar dan indah seperti sekarang ini. kemudian dilanjutkan oleh Ahmad Bey, Muallim Muhammad Al'Mis'ri dan Sultan Murad.


Pada 1072 Hijriah dilanjutkan oleh Sulaiman Bey, yang saat itu menjabat sebagai Wali Jeddah dengan dana yang diberikan oleh Sultan Mesir, yakni Muhammad Kizlar Agha.


Setelah itu secara terus menerus, Masjidil Haram mengalami perbaikan dan penyempurnaan dari hampir semua penguasa Muslim dunia. Hingga akhirnya ketika keluarga Ibnu Saud berkuasa di Arab Saudi, tradisi menyempurnakan masjid ini pun ditangani langsung keluarga kerajaan tersebut.


Keutamaannya


Salah satu bentuk keutamaan dari Masjidil Haram terungkap lewat sabda Rasulullah saw: Shalat di masjidku ini lebih baik dari pada seribu kali shalat yang dilakukan di tempat lain, yang selain Masjidil Haram (HR Bukhari-Muslim). Maka seorang muslim yang melakukan shalat di Masjidil Haram ini di ibaratkan seperti pantulan sinar matahari di permukaan air.


Masjid menjadi penting bukan sekadar karena menjadi tempat berdoa orang-orang yang beriman, tetapi masjid juga merupakan lantai tempat mereka menundukan diri. Dengan demikian juga menyucikan lantai masjid dan mengembalikan lantai ini ke kesucian yang murni sebagaimana bunyi semula pada permulaan penciptaanya. Nabi Muhammad saw pertama kali menunaikan di depan Singgasana Tuhan (Al-Arsy) sebelum beliau mengerjakan shalat di atas tanah (farsy). Maka dengan penyucian kembali farsy sebagai refleksi arsy mengembalikan bumi ke kondisi primordialnya sebagai cermin dan pantulan surga.
Read More.. Share

Arsitektur Mesjid

Design Interior Mesjid Nabawi
Jika Anda berkesempatan shalat di Masjid Nabawi di Madinah, tentu Anda tak kan pernah mengira bahwa masjid nan megah itu pada awalnya hanya sebuah masjid sederhana yang dibangun dengan material tanah liat; bertiang pohon kurma dan beratap pelepah pohon kurma. Itu pun lantaran di lahan hadiah beberapa penduduk anshar itu terdapat banyak pohon kurma yang sudah tua. Pondasi masjid hanya berupa cetakan tanah liat yang ditumpuk-tumpuk. Nabi sendirilah yang memimpin pembangunan masjid itu sekitar tahun 622 masehi silam.Tata letak bangunan masjid memang sengaja dibuat mirip seperti tata bangunan rumah Nabi di Makkah, yang digunakan sebagai basis dakwah perjuangannya. Rumah Nabi di Mekkah itu berdiri di atas tanah seluas 2.500 meter firkan (persegi) yang dikelilingi oleh dinding-dinding tembok dengan bahan baku tanah liat. Sebagaimana kebiasaan bangsawan-bangsawan Arab pada masa itu, Nabi pun membuat sebuah pelataran besar di dalam lingkungan rumahnya. Pelataran itulah yang sering digunakan untuk menggelar syuro-syuro (rapat-rapat) bersama para sahabat seperjuangan.
Ketika Nabi hijrah ke Madinah bentuk seperti itu pun dijadikan sebagai pola masjid di sana. Pola itu biasanya disebut pola hypostyle. Pada sisi selatan pelataran dibuatkan portico atau serambi beratap, yang ditopang oleh tiga deret tiang dari batang pohon palm. Di sanalah Nabi sering berdiskusi membicarakan masalah-masalah keagamaan dan kenegaraan serta memimpin shalat berjamaah dengan para sahabat. Dahulu, pada sisi itu pula terdapat sebuah mimbar kayu sebagai tempat bagi nabi untuk berkhutbah. Menurut berbagai riwayat, itulah mimbar pertama yang digunakan Nabi. Malahan, mimbar itu disebut-sebut sebagai poin sentral dari Masjid Nabawi, pada masa-masa awal.

Berita selengkapnya


Read More.. Share

Selasa, 21 September 2010

Ragam melayu

Abad 20 menjelang 21……
Komponen utama perancangan arsitektur bangunan publik di propinsi Riau pada umumnya adalah penggunaan 3 elemen arsitektural berupa
Singap
Selembayung
Lebah bergayut
Secara menyeluruh ditiap wilayah kota dan kabupaten, ketiga elemen ini menjadi semacam ‘keharusan’ (kalo tidak ingin disebut sebagai ancaman dan pasungan kreatifitas) untuk ditampilkan dibangunan" publik terutama di bangunan pemerintahan. Jika tidak diterapkan maka bisa” disain si arsitek akan ditolak oleh pengguna jasa. 
 
Apakah ini akan menjadi corak arsitektur melayu hari ini ?


Sekarang coba lihat kemungkinan berikut ;
Abad 19, arsitektur bangunan melayu menggunakan singap, selembayung dan lebah bergayut
Abad 20, arsitektur bangunan melayu menggunakan singap, selembayung dan lebah bergayut
Abad 21, arsitektur bangunan melayu tetap menggunakan ketiga elemen tersebut.
Tapi, pada abad 21 seorang anak berkunjung ke museum dengan memegang catatan ditangan sebagai siswa yang sedang melaksanakan penelitian untuk tugas sekolahnya yang berjudul ‘ Corak Arsitektur Melayu Dari Zaman ke Zaman’.
Apa yang dilakukannya ?
tidak dapat mencatat adanya corak arsitektur pada bangunan yang secara khusus dapat dianggap mewakili abad 20 dan 21. So, hilang sudah bukti yang dapat dianggap sebagai parameter ketinggian peradaban bangsa melayu
-kita tidak memiliki arsitektur gothic
-kita tidak memiliki arsitektur modern
-kita tidak memiliki arsitektur post modern
-kita tidak memiliki arsitektur dekonstruksi
-bahkan kita bukan pemilik arsitektur melayu
yang kita miliki hanyalah arsitektur copy paste !

Siswa tadi bilang ke gurunya,
'Pak ! gak ada referensi sama sekali untuk menunjukkan ketinggian peradaban bangsa melayu diabad 20 dan abad 21 dalam pengetahuan arsitekturnya kecuali apa yang telah ada dari abad 19 atau bahkan lebih lampau dari itu yang terus ditiru hingga hari ini...ada singap, ada selembayung dan ada lebah bergayut yang disainnya itu” juga'.

?????

Keliatannya akan cukup membuat kesal bagi arsitek yang berkarya diabad 20 dan abad 21kalo hasil perencanaannya akhirnya gak dianggap sebagai bukti sejarah yang mewakili zamannya. kalo akhirnya hasil perencanaannya hanya dianggap sebagai sebuah kerancuan, apakah ini dari peradaban abad 19 ato peradaban 21. Jadi, dari uraian diatas sikap apa yang mesti diambil arsitek" hari ini?
Apa mesti keukeh bersikap idealis dengan ide” brilian dan melupakan saja 'keharusan' 3 komponen disain tadi ?
Bisa” anda gak makan karma gak kebagian proyek nantinya.
Dilema ?
Gak juga sih, arsitektur melayu butuh ide” baru yang dapat mengkolaborasikan antara ‘keinginan’ tetap melanjutkan corak arsitektur melayu melalui tiga elemen yang disebut diatas dengan kebrilianan arsitek sehingga nantinya muncul model arsitektur melayu yang utuh yang mewakili zamannya.

Gimanapun arsitektur melayu butuh berevolusi dengan caranya sendiri.
Free your Imagination !
Read More.. Share

Sabtu, 18 September 2010

Desa ku rumahku


Bercerai kasih talak tiade seribu tahun kembali jue
memang susah kalau dah rindu dengan kampung halaman, mengenang tempat bermain, keasrian desa yg tak terdefinisikan membuat hati terkenang kenang akan keindahanya. "Tempat jatuh lagi dikenang inikan pula tempat bermain", dengan kesibukan akan pekerjaan membuat kita jarang memiliki kesempatan untuk balek kampung....nun jangan risau mari kita sulap rumah kita menjadi suasana desa tempat kita dilahirkan,....
Berikut ini beberapa tips pembuatan taman dan cara perawatannya:
1. Sesuaikan tanaman dalam taman dengan konsep rumah
  • Rumah minimalis sebaiknya menggunakan tanaman irish kuning, tebebuia, alang-alang dan lili alang hijau
  • Rumah bergaya tropis dapat menggunakan tanaman keladi, puring, philodendron, palem atau kamboja
  • Rumah tradisional dapat menggunakan tanaman asam bali atau sawo kecik
  • Taman di dalam rumah dapat menggunakan tanaman yang tidak perlu banyak sinar matahari, seperti palem kuning, andong laut dan tricolour.
2. Penggunaan batu alam dapat dilakukan untuk menghilangkan kesan monoton di lahan rumput yang luas
3. Tanaman di dalam ruangan sebaiknya dikeluarkan tiap dua minggu sekali
4. Gunakan pupuk agar tanaman tidak layu
5. Untuk tanaman berbunga, sebaiknya gunakan nutrisi tambahan
6. Semprot tanaman dengan anti hama, jika terlihat ada hama pada tanaman
7. Siram tanaman pada pagi dan sore hari, siram batang tanaman juga, jangan hanya tanahnya saja
Read More.. Share